Perbedaan Desain Interior dan Arsitek yang Perlu Kamu Ketahui

Perbedaan Desain Interior dan Arsitek yang Perlu Kamu Ketahui

Perbedaan Desain Interior dan Arsitek yang Perlu Kamu Ketahui – Baik desainer interior maupun arsitek memiliki kemampuan untuk membangun dan memperindah bangunan, dengan berfokus pada aspek estetika, fungsi, dan keamanan. Namun, di dalam praktiknya, kedua profesi ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan Desain Interior dan Arsitek yang Perlu Kamu Ketahui

Perbedaan Desain Interior dan Arsitek yang Perlu Kamu Ketahui

vmiredetstva – Untuk membantu kamu memahami perbedaan tersebut dan membuat keputusan yang tepat, berikut adalah beberapa poin kunci mengenai desain interior dan arsitektur:

# Perbedaan Desain Interior dan Arsitek

Pada dasarnya, baik arsitek maupun desainer interior dapat bekerja sama, baik dari segi fungsional maupun estetis. Namun, sebaiknya kita mengenali perbedaan di antara keduanya:

1. Tugas
Tugas utama arsitek adalah merancang berbagai jenis bangunan. Sebagai ahli, mereka bertanggung jawab atas seluruh proses perancangan proyek konstruksi dari awal hingga akhir. Seorang arsitek tidak hanya mempertimbangkan aspek estetika, tetapi juga memastikan keamanan dan stabilitas bangunan. Dengan kata lain, arsitek fokus pada desain eksterior dan interior bangunan.
Sebaliknya, desainer interior bertugas untuk merancang dan mempercantik ruang sesuai dengan keinginan klien. Desainer interior biasanya adalah lulusan jurusan Desain Interior yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai prinsip-prinsip desain, estetika, dan elemen terkait.

2. Tanggung Jawab
Arsitek bertanggung jawab dalam merencanakan, mengukur, dan membangun bangunan yang sesuai dengan bahan, iklim, dan kondisi medan, serta memenuhi kebutuhan pelanggan. Mereka melakukan analisis yang berkaitan dengan hubungan antar ruang yang ada.
Sementara itu, desainer interior berfokus pada memberikan karakter dan identitas pada ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.

 

Baca Juga : Inspirasi Desain Rumah 2 Lantai yang Unik

 

3. Lisensi
Untuk dapat berpraktik secara profesional, seorang arsitek harus memiliki lisensi. Berbeda dengan desainer interior, di beberapa negara, meskipun ada yang memerlukan sertifikasi, tidak semua desainer interior diharuskan memiliki lisensi atau pelatihan khusus untuk membuka usaha.
Arsitek harus memiliki lisensi dan umumnya perlu mendapatkan gelar profesional dari program yang terakreditasi oleh NCARB, di mana mereka juga diwajibkan untuk magang selama tiga tahun dan lulus ujian pendaftaran arsitek (ARE).

4. Lingkup Proyek
Arsitek terlibat sejak tahap perencanaan hingga konstruksi selesai, karena mereka memiliki tanggung jawab penuh atas perancangan dan pengembangan struktur bangunan, sistem kelistrikan, mekanis, serta sumber daya air. Di sisi lain, desainer interior akan fokus pada aspek interior bangunan seperti pemilihan warna, furniture, material, dan tata letak ruangan.

5. Fungsi
Arsitek lebih memfokuskan perhatian pada aspek teknis, termasuk ventilasi, pencahayaan, dan struktur bangunan. Mereka juga mempertimbangkan kinerja dan keamanan bangunan secara keseluruhan. Sementara itu, desainer interior lebih mendalami cara menciptakan ruang yang fungsional serta nyaman bagi penghuninya, dengan tetap mempertimbangkan nilai estetika.

6. Pendidikan
Sebagian besar arsitek memiliki gelar sarjana atau magister dalam bidang arsitektur, dengan banyak di antaranya yang belajar di jurusan Arsitektur atau teknik sipil. Sedangkan desainer interior umumnya adalah lulusan jurusan Desain Interior. Namun, mahasiswa di jurusan ini juga memiliki peluang untuk menjadi konsultan arsitektur, karena ada mata kuliah yang berfokus pada arsitektur dalam kurikulum Desain Interior.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, diharapkan kamu dapat lebih mudah menentukan pilihan antara menjadi desainer interior atau arsitek. Mahasiswa jurusan Desain Interior mempelajari berbagai aspek terkait perencanaan, perancangan, dan penataan ruang di dalam sebuah bangunan, sebagaimana yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Arsitektur. Sementara jurusan Arsitektur berfokus pada pengkajian rancangan bangunan secara keseluruhan, jurusan Desain Interior lebih menekankan pada optimalisasi pemanfaatan ruang di dalam bangunan tersebut.

Dalam konteks penggunaan jasa profesional, seringkali orang bingung memilih antara arsitek dan desainer interior karena kedua profesi ini berkaitan erat. Sebagai pedoman, jika seseorang berencana membangun rumah dari awal (di atas tanah kosong) atau melakukan renovasi struktur bangunan yang ada, sebaiknya menggunakan jasa arsitek untuk merancang bangunan tersebut. Setelah itu, jasa desainer interior dapat digunakan untuk merancang elemen interior.

Namun, jika tidak ada perubahan pada struktur bangunan dan hanya ingin melakukan renovasi atau memperindah tampilan, maka sebaiknya menggunakan jasa desainer interior.

Dari perbedaan antara desain interior dan arsitektur yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa arsitek memiliki tanggung jawab untuk merancang baik eksterior maupun interior dari lingkungan yang dibangun, sedangkan desainer interior bertugas menambahkan nilai estetika pada ruang tersebut. Dalam praktiknya, seorang arsitek dapat membantu desainer interior, tetapi fokus utamanya adalah pada bagian luar bangunan. Sebaliknya, desainer interior mungkin dapat memberikan dukungan kepada arsitek, namun hanya dengan fokus pada aspek interior.

 

Baca Juga : Tren Fashion Terbaru dari Jepang yang Wajib Anda Coba 

 

Meskipun lulusan dari jurusan Desain Interior dan Arsitektur sama-sama terlibat dalam bidang renovasi atau pembangunan, tugas dan tanggung jawab keduanya sangat berbeda.

# 7 Prinsip Dasar Desain Arsitektur yang Perlu Kamu Ketahui

Ketika merancang rumah impian, meskipun kita mengandalkan keahlian profesional arsitek, sebagai pemilik rumah, kita tetap terlibat aktif dalam proses diskusi. Hal ini membuat kita juga berperan penting dalam menciptakan desain arsitektur yang terbaik dan paling sesuai dengan harapan kita.

Oleh karena itu, penting untuk memahami beberapa prinsip dasar desain arsitektur. Dengan demikian, kita dapat mengkomunikasikan keinginan akan desain yang ideal kepada arsitek dengan lebih efektif. Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar arsitektur yang perlu kamu ketahui:

Proporsi Desain Arsitektur
Prinsip pertama adalah proporsi, yang merujuk pada kesesuaian dimensi elemen arsitektur dengan lingkungan serta fungsinya. Selain itu, proporsi juga mempertimbangkan aspek lain seperti lokasi, posisi, dan ukuran objek di sekitarnya. Prinsip ini dapat diterapkan dengan mudah karena sudah ada standar umum yang bisa diikuti, sehingga kamu bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya proporsi yang tidak estetis dalam desain rumah impianmu.

Irama (Accentuation and Rhythm)
Dalam konteks arsitektur, irama mengacu pada penataan elemen dengan harmoni. Elemen ini bisa mencakup bentuk, warna, serta perabotan dan dekorasi ruang. Irama dalam desain arsitektur dibagi menjadi dua jenis:

1. Irama Statis: Ini adalah pengulangan pola yang sama dan konsisten. Contohnya adalah peletakan kolom pada jarak yang sama, seperti setiap 3 meter. Penerapan lainnya bisa ditemukan pada dekorasi dinding, misalnya, bingkai foto yang diatur dengan posisi dan jarak yang seragam.

2. Irama Dinamis: Pada irama ini, pengulangan pola melibatkan lebih dari satu aspek dan dapat bervariasi. Contohnya bisa dilihat pada pola warna fasad rumah yang diselingi secara teratur, seperti kombinasi coklat-putih-hijau. Dalam penataan perabot, misalnya, urutannya bisa seperti kursi-meja-kursi-kursi-meja-kursi dan seterusnya.

Komposisi (Sequence)
Komposisi, atau sequence, dalam desain arsitektur adalah penataan elemen secara keseluruhan untuk menciptakan alur yang nyaman. Salah satu contoh penerapannya yang mudah dipahami adalah dalam penataan interior ruang tamu. Dalam desain arsitektur, setiap ruang biasanya terbagi menjadi tiga fungsi zona:

1. Zona Publik: Merupakan area yang dapat diakses oleh orang luar, seperti ruang tamu atau teras.

2. Zona Privat: Khusus untuk keluarga inti, seperti kamar tidur.

3. Zona Servis: Dikhususkan untuk kegiatan pemeliharaan rumah, seperti dapur, gudang, atau ruang laundry.

Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ini, kamu dapat lebih mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan arsitek dalam mewujudkan desain rumah impian yang sempurna.
Setiap ruangan di dalam rumah perlu diatur dengan cermat sesuai dengan alur zona dan fungsinya. Misalnya, ruang tamu sebaiknya ditempatkan di bagian depan rumah, sementara kamar tidur tidak seharusnya berhadapan atau bersebelahan langsung dengan zona layanan seperti dapur.

# Keseimbangan (Balance)

Desain arsitektur yang baik menekankan pada keseimbangan. Salah satu prinsip fundamental dalam desain arsitektur adalah keseimbangan, yang terbagi menjadi dua kategori.

Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris cukup mudah untuk diwujudkan. Bayangkan ada garis pembagi di tengah objek arsitektur, dan periksa apakah kedua sisi memiliki visual yang serupa atau saling merefleksikan. Hal ini juga berlaku dalam penempatan perabot, dekorasi dinding, fasad, hingga pengaturan denah bangunan.

Keseimbangan Asimetris
Selain simetris, keseimbangan juga dapat dicapai melalui desain asimetris. Di sini, penataan ruang tidak diatur seimbang dengan memberikan fokus pada kontras di salah satu sisi. Prinsip desain arsitektur asimetris memiliki risiko lebih tinggi karena membutuhkan wawasan seni yang mendalam untuk menghasilkan komposisi yang estetis.

# Titik Fokus (Point of Interest atau Contrast)

Prinsip desain ini sering disebut sebagai titik fokus atau focal point. Intinya adalah menciptakan elemen kontras yang menarik perhatian utama dalam sebuah desain, baik itu di dalam ruangan maupun dalam aspek arsitektural. Ada berbagai cara untuk menerapkan prinsip ini, seperti melalui bentuk, warna, ukuran, posisi, hingga tekstur. Sebagai contoh, penggunaan sofa berwarna mencolok seperti merah atau kuning di tengah ruangan yang didominasi warna netral seperti putih. Contoh lain adalah merancang jendela berbentuk persegi panjang di antara jendela dengan bentuk melingkar.

# Skala (Scale)

Pernahkah Anda berada di dalam ruangan yang luas namun memiliki langit-langit yang rendah? Ruangan seperti ini dapat menciptakan suasana yang terasa tertekan dan pengap. Oleh karena itu, pemahaman tentang skala menjadi sangat penting dalam menciptakan desain arsitektur yang baik. Skala pada dasarnya merujuk pada perbandingan antara ruang atau bangunan dan lingkungannya. Tidak ada aturan baku dalam hal skala, karena bisa disesuaikan dengan nuansa atau kesan yang diinginkan. Misalnya, untuk menciptakan kesan megah, Anda mungkin ingin memiliki langit-langit yang lebih tinggi daripada ruangan lain.

# Kesatuan Desain (Unity)

Meskipun desain arsitektur dapat bervariasi, elemen-elemen arsitektural harus dapat berharmoni saat disatukan dalam satu kesatuan. Di sinilah prinsip kesatuan (unity) berperan penting. Memberikan keselarasan dalam setiap aspek desain dapat dilakukan dengan memadukan warna, bentuk, pola, material, hingga gaya desain tertentu, sehingga semua elemen tersebut dapat berfungsi sebagai kesatuan yang harmonis.