Jenis Arsitektur Rumah Paling Banyak Digemari – Menjelajahi kota-kota besar Indonesia, khususnya kawasan perkotaan tua, rumah kolonial menjadi ikon penting yang menceritakan sejarah dan peninggalan Belanda. Sejarah, seni, desain, dan arsitektur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Jenis Arsitektur Rumah Paling Banyak Digemari
vmiredetstva – Setelah pindah ke kawasan Tangerang, banyak sekali rumah modern dan rumah minimalis yang dijadikan kumuh. Berbeda jika kita pindah ke kawasan Jakarta Utara, rumah bergaya mediterania kerap menjadi populer dengan arsitektur rumah yang terlihat seragam di toko-toko.
Arsitektur rumah memiliki banyak istilah seperti modern minimalis, Skandinavia, industrial, modern tropis dan masih banyak lagi. Kita sering membaca atau mendengar istilah ini beredar di media untuk menggambarkan sebuah bangunan yang dianggap mencerminkan gaya atau tren arsitektur/dekoratif saat ini. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan rumah atau bangunan yang dirancang dengan gaya baru, modern, dan bercita rasa kekinian.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang memahami bahwa istilah ini mempunyai arti yang sangat jauh dari bidang arsitektur dan arsitektur. Desain interior. Selain itu, banyak masyarakat awam yang mengira bahwa gaya minimalis modern baru muncul sepuluh tahun terakhir. Jika difahami lebih dekat, ternyata ini bukanlah gaya minimalis apalagi modern. Namun terkadang ada gaya klasik Amerika, art deco, dan bahkan beberapa gaya lainnya.
Melalui artikel ini, CASA Indonesia merangkum berbagai jenis arsitektur rumah yang abadi dan sangat populer saat ini. Setiap gaya rumah juga memiliki sejarahnya, sehingga Anda dapat memahami perjalanan gaya tersebut.
1. Rumah Minimalis Lahir Tahun 1980
Ciri khas rumah minimalis adalah penggunaan material pelat beton, mengikuti bentuk dasar (kotak), sederhana atau tanpa dekorasi, dan menggunakan maksimal dua kombinasi material. Secara teori, rumah minimalis menggunakan warna dinding monokromatik. Menyoal istilah minimalis sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh ide-ide Zen Jepang.
Arsitek Amerika Frank Lloyd Wright mengadaptasi beberapa elemen Zen melalui karya rumahnya pada tahun 1930-an, seperti pintu geser rumah tradisional Jepang. Konsep arsitektur rumah minimalis kemudian berkembang pada akhir tahun 1980an di London dan New York. Sejalan dengan perkembangan industri fashion yang pada tahun 1980-an “bosan” dengan segala ciri maksimalis era sebelumnya: rambut besar, riasan besar, motif besar, bahu besar dan segala sesuatu yang diperbesar.
Dalam arsitektur minimalis, mereka biasanya “membuang” segalanya, untuk mencapai esensi nilai kesederhanaan, namun nilai kualitas yang sangat tinggi. Detailnya rapi, tepat, jujur, dan tidak terlalu jauh sehingga dapat terlihat di seluruh bangunan dan ruangan.
Baca juga : Desain Arsitektur Untuk Keindahan Yang Lebih Struktural
2. Rumah modern terdapat di seluruh dunia
Desain rumah modern sering disamakan dengan rumah minimalis. Meskipun hal ini dapat dibenarkan, terdapat perbedaan mencolok dalam membedakan kedua model tersebut. Rumah modern memiliki atap berbentuk segitiga, sedangkan rumah minimalis identik dengan atap non beton (atap datar).
Berkat jendela yang besar, rumah modern memiliki sumber cahaya yang baik. Pada rumah modern, sediakan jendela atau bukaan yang cukup agar aliran udara baik. Periksa arah mata angin rumah Anda. Hindari menempatkan jendela pada dinding yang menghadap ke barat, karena rumah akan terasa panas.
Mengacu pada Simon and Schuters Pocket Guide to Architecture karya Patrick Nuttgens (1986), beberapa arsitek penting Eropa mengadakan pertemuan pada tahun 1928. Congress Internationalaux d’Architecture Modern (CIAM). Dijelaskan bahwa ciri khas arsitektur modern adalah kurangnya hiasan atau dekorasi, struktur atap datar, dominasi garis persegi panjang, dinding berwarna putih, dan jendela besar.
3. Rumah tropis modern cocok untuk Indonesia
Negara Indonesia terletak di garis khatulistiwa, sehingga negara kepulauan ini memiliki iklim tropis yang hangat. Berbeda dengan negara-negara di utara dan selatan garis khatulistiwa yang mempunyai iklim empat musim, negara-negara yang beriklim tropis hanya mempunyai dua musim utama yaitu hujan dan kemarau.
Itulah sebabnya rumah adat pun telah dirancang oleh nenek moyang Indonesia sejak zaman dahulu agar sesuai dengan iklim tropis. Iklim tropis memiliki beberapa ciri, seperti curah hujan yang melimpah, suhu rata-rata yang hangat sepanjang tahun, dan kelembapan yang tinggi.
Saat ini rumah tropis di Indonesia masih menjadi tren yang patut diterapkan. Sedikit salah paham jika mengatakan desain tropis sama dengan rumah berdesain modern dan minimalis. Namun sebenarnya ada lima hal yang harus Anda perhatikan pada rumah tropis modern jika ingin menciptakan rumah berdesain tropis yang tepat.
4. Arsitektur rumah klasik tidak terlepas dari detail
Definisi gaya klasik tidak lepas dari pembagian zaman dan tren seni Eropa. Kedua faktor itulah yang menjadi dasar bentuk bangunan dan interior pada masa itu. Dengan sisa-sisa bangunan berbentuk kolom yang tinggi dan kuat dari Yunani kuno dan Roma.
Pada Abad Pertengahan, terdapat era Gotik, di mana arah anak panah dibentuk oleh karakter bangunan bata dan detail tajam yang khas. Pada periode ini, lukisan berupa fresco dan panel juga mulai bermunculan di dalam ruangan. Era Reformasi, Renaissance, mengubah tatanan kebudayaan Eropa, diawali dengan bangkitnya agama Kristen yang terpecah belah. Periode ini dikenal dengan gerakan Barok, ditandai dengan perkembangan seni yang lebih dinamis yang mengikuti ekspresi emosi.
Periode Rococo menyusul, ketika karya seni dan arsitektur menjadi lebih berwarna dan dipenuhi dekorasi yang lucu. Selain kekhususan periode, perbedaan negara asal merupakan faktor penentu lain yang membedakan berbagai aliran klasik. Berdasarkan pengembangan aplikasi ini, distribusi ini sekarang berada dalam domain publik.
Baca juga : Kecerdasan Buatan Yang Kita Gunakan Setiap Hari
5. Gaya Rumah Klasik Kolonial
Arsitektur kolonial Indonesia merupakan arsitektur Eropa Barat dari Belanda, yang dibawa ke Indonesia sebagai fungsi kolonialisme, namun kemudian berkembang setelah melihat budaya dan iklim di sini. Arsitektur ini memberikan pengaruh yang besar dan seringkali menjadi cara berpikir baru masyarakat Indonesia pada saat itu.
Gaya asal Belanda ini diduga menjadi akar dari arsitektur modern Indonesia. Gaya kolonial lahir dan berkembang hampir di seluruh bekas jajahan Eropa. Meski gaya dan detailnya berbeda-beda di setiap negara, namun semuanya memiliki prinsip yang sama, yaitu adaptasi gaya arsitektur dan interior Eropa yang berpadu erat dengan budaya negara kolonial. Di Indonesia sendiri, bangunan-bangunan kolonial masih bisa kita temukan, misalnya di kawasan Menteng, Jakarta, Semarang, Bandung, Medan, berbagai museum, dan Istana Negara.
Penggabungan gaya Eropa, pengaruh Belanda dan Inggris terlihat pada bagian muka bangunan, misalnya pada detail kolom dan kusen jendela, meskipun lantai, dinding, dan hiasan dinding dibuat sesuai dengan iklim dan bahan. dari Indonesia. Furnitur klasik Eropa dengan dekorasi asli Indonesia dan oriental merupakan interior bergaya kolonial.
6. Rumah Italia Klasik
Bangunannya terlihat lebih sederhana dibandingkan gaya klasik Prancis. Kapel Sistina di Vatikan dan Palazzo Farnese di Roma adalah contoh bangunan klasik Italia. Di dalam, hampir seluruh dinding ditutupi lukisan yang disebut fresco.
Atap kubah atau berkubah tidak hanya menjadi ciri khas, namun struktur ini juga membuat bangunan lebih aman. Warna-warna berani seperti merah, hijau, dan sedikit emas merupakan warna khas gaya interior klasik Italia.
7. Klasik Amerika
Seperti dalam sejarah negeri ini, gaya klasik Amerika sangat dipengaruhi oleh pergerakan seni dan arsitektur negara-negara Eropa. Faktanya, pengaruh Inggris dan Prancis masih terlihat pada furnitur dan desain interiornya.
Selain itu, ada gaya lain yaitu tradisional country yang erat kaitannya dan kini mulai bercampur. Secara umum, gaya klasik Amerika lebih ringan dan nyaman. Desain interior disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda.