Mengenal Struktur Dan Pondasi Bangunan Tahan Gempa – Konstruksi bangunan tahan gempa berarti mampu merespons gempa bumi,mempunyai ketahanan terhadap keruntuhan,dan fleksibel dalam meredam getaran gempa.bangunan tahan gempa adalah bangunan yang dirancang dan dihitung secara analitis,baik dari segi kombinasi beban,penggunaan material maupun posisi massa strukturnya.
Mengenal Struktur Dan Pondasi Bangunan Tahan Gempa
vmiredetstva-Ciri fisik bangunan anti gempa adalah mempunyai struktur sistem gaya dinamis anti gempa, mempunyai sistem anti gempa dan konfigurasi struktur yang memenuhi standar anti gempa.Jika Anda ingin membangun bangunan tahan gempa, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan perusahaan jasa konstruksi yang berpengalaman untuk mendapatkan hasil terbaik.
Hal-hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam membangun bangunan tahan gempa
Sebelum membangun rumah/bangunan tahan gempa, penting untuk memperhatikan pondasinya,baik pada beton maupun pada beton baja.
Fondasi
Fondasi merupakan bagian penting pada struktur bangunan. Pondasi terletak di bagian bawah dan berfungsi menyalurkan beban pada tanah.Oleh karena itu, pondasi harus tertanam kuat di dalam tanah. Kedalaman minimum untuk konstruksi pondasi adalah antara 60 dan 80 cm.
Faktor ketelitian kedalaman atau jenis pondasi dapat diperoleh dengan melakukan uji tanah pada tempat bangunan akan didirikan.Setelah keluarnya laporan Sondir, dilanjutkan dengan proses perhitungan struktur bangunan oleh ahli sipil/konstruksi untuk menentukan kedalaman dan komponen perkuatan struktur bangunan.
Baca Juga : Banyak Cara Mudah Install Aplikasi Android di iPhone
Baca Juga: 14 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
Ada 6 jenis pondasi yang biasa digunakan pada bangunan tempat tinggal,antara lain:
1. Pondasi Rumah Batu Sungai
Fondasi batu sungai merupakan salah satu jenis pondasi yang paling umum digunakan. Pembuatan pondasi batu kali juga sangat sederhana. Cukup susun batu sungai pada sisi bangunan lalu tempelkan dengan semen.
Kelebihannya, pembuatan pondasi batu sungai cukup murah karena prosesnya sederhana dan tidak banyak bahan rumit yang digunakan. Selain itu, pondasi jenis ini dinilai awet dan tidak mudah rusak akibat banjir atau gempa.
Kekurangannya adalah bahan baku batu sungai tidak mudah ditemukan, terutama di daerah dataran rendah terpencil. Selain itu, pondasi batu sungai jenis ini kurang cocok untuk membangun rumah bertingkat.
2. Fondasi Rumah Sawit
Fondasi rumah palem adalah jenis pondasi palem atau berundak yang terbuat dari bahan beton bertulang dengan alas berbentuk persegi panjang atau persegi. Pondasi ini sangat cocok untuk townhouse.
Kelebihannya adalah proses pembuatannya lebih cepat karena pembuatan pondasi ini tidak memerlukan penggalian tanah terlalu dalam. Selain itu,bahan baku yang digunakan untuk membangun pondasi ini tidak mahal.
Kekurangan dari pondasi ini adalah tidak semua pembangun memahami proses pembuatan pondasi berundak.
3. Pondasi panjang untuk rumah panel beton
Kemudian ada pondasi lain yang disebut strip panel beton. Sifatnya lebih kuat karena seluruh bagian yang ada menggunakan semen tulang. Lebar pelat lintasan antara 70 dan 120 sentimeter.
Karena ukurannya yang hampir sama, pondasi ini sering digunakan sebagai pengganti pondasi batu pecah ketika bahan batu sulit diperoleh.
Kelebihannya adalah biayanya lebih murah dan memerlukan sedikit penggalian, karena hanya dibuat di tempat tiang akan didirikan. Jika terjadi gempa atau angin kencang, pondasi tersebut lebih kuat menahan guncangan yang terjadi.
Meskipun memiliki kelemahan, waktu pembuatannya lama, terutama pada pembuatan cetakan dan bekisting, serta pengeringan. Dan yang lebih rumit lagi, struktur besinya harus dibangun dari awal.
Bangunan Tahan Gempa
4. Pondasi lubang
Jenis lainnya adalah pondasi lubang, yang pengecorannya dilakukan langsung dari batu pecah dan semen.pekerjaan diawali dengan penggalian tanah berdiameter 60 hingga 80 sentimeter dan kedalaman delapan meter.
Fondasi ini sering digunakan untuk membangun gedung bertingkat di lahan sempit. Keunggulan pondasi ini adalah tidak memerlukan alat berat sehingga biayanya lebih murah.
Meski kekurangannya yang pertama,karena berada di dalam tanah dan tidak cocok untuk tanah berlumpur, kualitasnya sulit dikendalikan. Meski kondisi tanahnya bagus,namun penggaliannya agak sulit.
5. Pondasi Bore Pile
Bore Pile merupakan jenis pondasi yang menggunakan beton bertulang yang dipasang pada lubang bor. Pondasi jenis ini sangat cocok untuk bangunan bertingkat karena mempunyai kekuatan yang cukup baik.
Kelebihan pondasi tiang bor adalah proses produksinya yang ekonomis. Hal ini disebabkan minimnya penggunaan beton.
Kekurangan dari pondasi jenis ini adalah banyaknya peralatan yang dibutuhkan, misalnya kebutuhan akan alat pengeboran.Selain itu, dalam pembuatan pondasi ini juga harus hati-hati karena jika dilakukan secara tidak benar maka pondasi akan semakin keropos.
6. Yayasan Cakar Ayam
Yayasan Cakar Ayam merupakan salah satu alas bedak yang paling banyak digunakan karena sesuai dengan namanya, alas bedak ini sangat mirip dengan bentuk ceker ayam.bentuknya terbuat dari beton bertulang dan tertanam kuat di dalam tanah. Pondasi jenis ini sangat cocok digunakan pada tanah lunak, seperti bekas sawah atau rawa.
Keunggulan pondasi jenis ini adalah keunggulan strukturnya yang kokoh dan sangat cocok untuk tanah lunak dan berair. Selain itu, pondasi jenis ini terbuat dari beton yang kuat dan kokoh sehingga tidak ada celah untuk merembesnya air.
Kekurangan dari pondasi ceker ayam adalah biaya produksinya yang cukup mahal.Hal ini dikarenakan peralatan pembuatan dan proses pembuatannya yang cukup rumit.
Baca Juga : Rincian Pembangunan Rumah 2 Lantai
Cara membuat bangunan tahan gempa
Bangunan tahan gempa memerlukan penggunaan bahan bangunan yang berkualitas dan proses pembuatan yang tepat,Bahan konstruksinya berupa beton, mortar, batu pondasi, batu bata dan kayu,Lihat halaman ini untuk rincian tentang pemilihan bahan bangunan yang relevan.Oleh karena itu, dalam membangun rumah tahan gempa harus memperhatikan keakuratan dimensi dan metode yang tepat dalam proses utama pembangunannya.
Hubungan antar elemen struktur suatu hunian tahan gempa terdiri dari:
Hubungan antara pondasi dan kemiringan
Untuk menyambung pondasi dengan kemiringan atap ditanam jangkar besi dengan jarak maksimal tiap jangkar 1 meter.
Hubungan antara balok slooff dan kolom
Pada sambungan antara balok slooff dan kolom, tulangan kolom dilanjutkan dan dilipat pada tie rod/pelat dengan “panjang perpanjangan” terpendek sama dengan 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikalikan 10 mm).
Sambungan antara kolom dan dinding
Sambungan antara kolom dan dinding dilakukan dengan memberikan jangkar setiap 6 lapis bata. Penggunaan jangkar dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
Hubungan kolom dan balok cincin
Pada sambungan antara kolom dan balok cincin, tulangan kolom dilanjutkan dan dilipat ke dalam balok cincin sambungan dengan “panjang perpanjangan” terpendek yaitu 40 x diameter batang atau 40cm (40 x 10mm).
Hubungan antara balok/cincin sekeliling dengan rangka kayu
Pada sambungan antara kolom dan balok sekeliling / Tulangan kolom dilanjutkan dalam bentuk ring dan dilipat menjadi balok ring dengan “panjang perpanjangan” terpendek yaitu 40 x diameter batang atau 40 cm (40 x 10 mm).
Jangan lupa untuk yang suka main slot kami punya rekomendasi .